"Wanita karir bisa menjadi ibu yang baik, tapi tidak sempurna karena sang ibu tidak melihat perkembangan anak secara langsung dan secara kontinu." ungkapan yang saya temukan pada saat saya browsing itu mungkin ada benarnya.
Setiap wanita yang telah memiliki anak bertanggung jawab penuh akan pertumbuhan anaknya. Seorang ayah juga bertanggung jawab sepenuhnya, tetapi bagaimana pun juga kedekatan ikatan 9 bulan hingga pasca melahirkan hanya dimiliki oleh sang ibu. Hal tersebut yang menyebabkan hubungan antara ibu dan anak sangat unik. Perasaan dan emosi antara ibu dan anak inilah yang menjadi benang merah pembentukan kepribadian anak. Dan bicara tentang pertumbuhan anak, ternyata bukan hanya masalah fisik semata, tapi termasuk kejiwaan/psikis, dan spiritual dalam keluarga.
Masalah perasaan, perhatian dan kasih sayang seorang ibu ini sering menjadi masalah laten dalam keluarga modern, di mana peran seorang ibu sering harus diganti-paksakan oleh seorang pengasuh. Seorang pengasuh atau Baby Sitter bisa saja berperan sebagai figur seorang ibu yang komplit secara fisik ( toh pada umumnya pengasuh adalah para wanita ). Namun bagaimana pun akan selalu ada tabir pembatas di antara pengasuh dan anak majikannya, bisa saja karena tidak adanya perasaan khusus selayaknya orang yang pernah mengandung si anak, atau karena perbedaan strata yang kadang menghalangi totalitas seorang pengasuh berperan sebagai seorang ibu.
Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan seorang wanita karir yang mempercayakan pengasuhan anaknya kepada jasa pengasuh. Jangan merasa cukup pemberian kasih sayang anda kepada anak dengan hanya mewakilkan kepada seorang pengasuh, karena proses pengasuhan anak pada usia balita sebenarnya lebih banyak mengandung unsur edukasi dan pembentukan karakter si anak. Periode balita adalah periode pembentukan, masa di mana otak si anak menyerap segala informasi untuk melengkapi pengetahuan-pengetahuan dasarnya.
Pilihan hidup sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga tidak bisa dihakimi dengan doktrin salah atau benar, karena masalah pilihan hidup ini sangat komplek penyebab dan dampaknya. Semua mempunyai alasan masing-masing atas pilihan sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga tersebut. Wanita yang memutuskan pilihan sebagai ibu rumah tangga cenderung tidak memilikki masalah yang berarti dalam proses pengasuhan dan pendidikan mental anak. Sedangkan ganjalan akan terasa untuk para wanita yang memutuskan pilihannya sebagai wanita karir, dan pada umumnya fungsi seorang ibu pada waktu tertentu tergantikan oleh seorang pengasuh.
Mungkin seorang wanita karir merasa aman dengan pelimpahan tugas pengasuhan anak kepada pengasuh, namun untuk jangka waktu yang lama seyogianya mereka tetap mengambil posisi seorang ibu di waktu-waktu tertentu, umpamanya sore hari dan malam adalah waktu untuk menyambung rasa antara ibu dan anaknya. Seorang wanita karir mungkin kecapekan ketika sore harinya sampai di rumah, namun usahakan untuk berkomunikasi dengan buah hatinya. Sempatkanlah selalu untuk berbincang dengan anak tentang hal-hal kecil menyangkut kesenangan dan aktifitas anak, beri sentuhan-sentuhan fisik terhadap anak anda, bisa berarti gendongan, pelukan, pijatan kecil, belaian, dll, agar anak anda merasa nyaman karena tersambungnya perasaan antara ibu dan anak. Jika memungkinkan ajaklahsuami anda untuk terlibat juga dalam interaksi special tersebut.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah komunikasi antara anda dengan wakil anda (pengasuh). Jalin komunikasi yang akrab dengan para pengasuh anak, hal ini sangat penting karena mereka adalah wakil/media anda untuk menyampaikan kasih sayang terhadap anak di antara keterbatasan waktu sebagai wanita karir. Keakraban anda dengan pengasuh akan menjadi salah satu factor terbentuknya hubungan yang baik antara anak anda dengan sang pengasuh. Ciptakan suasana hubungan yang nyaman dan akrab selayaknya hubungan kekeluargaan, karena disadari atau tidak sebenarnya mereka adalah memang bagian dari keluarga anda. Sampaikanlah hak dan kewajiban mereka sebagaimana mestinya.
Banyak contoh kasus wanita sukses dalam karier, tapi mereka juga bisa membagi waktu dengan keluarga, suami, dan anak-anaknya. Itu mungkin contoh ideal, namun setidaknya semua orang wajib berusaha demi kebaikan perkembangan dan pertumbuhan anak anda.
Setiap wanita yang telah memiliki anak bertanggung jawab penuh akan pertumbuhan anaknya. Seorang ayah juga bertanggung jawab sepenuhnya, tetapi bagaimana pun juga kedekatan ikatan 9 bulan hingga pasca melahirkan hanya dimiliki oleh sang ibu. Hal tersebut yang menyebabkan hubungan antara ibu dan anak sangat unik. Perasaan dan emosi antara ibu dan anak inilah yang menjadi benang merah pembentukan kepribadian anak. Dan bicara tentang pertumbuhan anak, ternyata bukan hanya masalah fisik semata, tapi termasuk kejiwaan/psikis, dan spiritual dalam keluarga.
Masalah perasaan, perhatian dan kasih sayang seorang ibu ini sering menjadi masalah laten dalam keluarga modern, di mana peran seorang ibu sering harus diganti-paksakan oleh seorang pengasuh. Seorang pengasuh atau Baby Sitter bisa saja berperan sebagai figur seorang ibu yang komplit secara fisik ( toh pada umumnya pengasuh adalah para wanita ). Namun bagaimana pun akan selalu ada tabir pembatas di antara pengasuh dan anak majikannya, bisa saja karena tidak adanya perasaan khusus selayaknya orang yang pernah mengandung si anak, atau karena perbedaan strata yang kadang menghalangi totalitas seorang pengasuh berperan sebagai seorang ibu.
Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan seorang wanita karir yang mempercayakan pengasuhan anaknya kepada jasa pengasuh. Jangan merasa cukup pemberian kasih sayang anda kepada anak dengan hanya mewakilkan kepada seorang pengasuh, karena proses pengasuhan anak pada usia balita sebenarnya lebih banyak mengandung unsur edukasi dan pembentukan karakter si anak. Periode balita adalah periode pembentukan, masa di mana otak si anak menyerap segala informasi untuk melengkapi pengetahuan-pengetahuan dasarnya.
Pilihan hidup sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga tidak bisa dihakimi dengan doktrin salah atau benar, karena masalah pilihan hidup ini sangat komplek penyebab dan dampaknya. Semua mempunyai alasan masing-masing atas pilihan sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga tersebut. Wanita yang memutuskan pilihan sebagai ibu rumah tangga cenderung tidak memilikki masalah yang berarti dalam proses pengasuhan dan pendidikan mental anak. Sedangkan ganjalan akan terasa untuk para wanita yang memutuskan pilihannya sebagai wanita karir, dan pada umumnya fungsi seorang ibu pada waktu tertentu tergantikan oleh seorang pengasuh.
Mungkin seorang wanita karir merasa aman dengan pelimpahan tugas pengasuhan anak kepada pengasuh, namun untuk jangka waktu yang lama seyogianya mereka tetap mengambil posisi seorang ibu di waktu-waktu tertentu, umpamanya sore hari dan malam adalah waktu untuk menyambung rasa antara ibu dan anaknya. Seorang wanita karir mungkin kecapekan ketika sore harinya sampai di rumah, namun usahakan untuk berkomunikasi dengan buah hatinya. Sempatkanlah selalu untuk berbincang dengan anak tentang hal-hal kecil menyangkut kesenangan dan aktifitas anak, beri sentuhan-sentuhan fisik terhadap anak anda, bisa berarti gendongan, pelukan, pijatan kecil, belaian, dll, agar anak anda merasa nyaman karena tersambungnya perasaan antara ibu dan anak. Jika memungkinkan ajaklahsuami anda untuk terlibat juga dalam interaksi special tersebut.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah komunikasi antara anda dengan wakil anda (pengasuh). Jalin komunikasi yang akrab dengan para pengasuh anak, hal ini sangat penting karena mereka adalah wakil/media anda untuk menyampaikan kasih sayang terhadap anak di antara keterbatasan waktu sebagai wanita karir. Keakraban anda dengan pengasuh akan menjadi salah satu factor terbentuknya hubungan yang baik antara anak anda dengan sang pengasuh. Ciptakan suasana hubungan yang nyaman dan akrab selayaknya hubungan kekeluargaan, karena disadari atau tidak sebenarnya mereka adalah memang bagian dari keluarga anda. Sampaikanlah hak dan kewajiban mereka sebagaimana mestinya.
Banyak contoh kasus wanita sukses dalam karier, tapi mereka juga bisa membagi waktu dengan keluarga, suami, dan anak-anaknya. Itu mungkin contoh ideal, namun setidaknya semua orang wajib berusaha demi kebaikan perkembangan dan pertumbuhan anak anda.
0 komentar