Followers

BALADO DENDENG PUYUH(BDP)

Diposting oleh Gita Rindu Minggu, 06 Juni 2010 0 komentar

Bahan - bahan  :
@ daging sapi             :  5 ons  ( potong menjadi tipis-tipis seperti untuk dendeng, cuci bersih)
@ telur puyuh               :20 biji   (rebus sampai matang dan kupas utk campuran daging)
Bumbu - bumbu :
                          @ Tomat merah        : 2 buah (dipotong-potong)
                          @ Cabe merah         : 15 buah
                          @ Cabe rawit        : 10 buah                          @ Bawang merah  :  8 siung
                          @ Bawang putih    :  5 siung                           @ Jahe                  :  1 ruas jari
                          @ daun  jeruk       :   3 lembar
                           Garam dan penyedap secukupnya,bisa ditambah gula pasir 1/2 sdk makan.

Cara memasak : * daging sapi direbus sampai lunak  ( 45 menit) tambahkan garam dan masako sapi
                          * Goreng daging sampai matang    (sisihkan ditempat)
                          * rebus seluruh bumbu dimulai dari bawang merah-putih dan selanjutnya dll 5 menit,lalu diuleg sampai lembut seperti sambal kasar
                          * Tumis bumbu yang sudah diuleg seperti sambal tadi ,masukkan daging yang sudah digoreng,tambahkan air sedikit saja agar bumbu meresap kedaging, tunggu sekitar 7 menit
                          * Tambahkan garam,penyedap sedikit, gula pasir sedikit /secukupnya sesuai selera
                         
                          * Balado dendeng puyuh siap saji

Tips memasak : # daging sapi bisa digantikan dengan ampela atau yang lain sesuai selera
                        # Memasak dengan penuh kasih sayang untuk keluarga dan sajikan dengan senyuman manis

Selamat Mencoba.......................

RELUNG PILU TAK BERBATAS

Diposting oleh Gita Rindu Rabu, 02 Juni 2010 0 komentar

ENDURE OF LOVE

Diposting oleh Gita Rindu 1 komentar

( Sufrir por Amor )
Mengubur semua hasrat,mengubur semua ingin bagaikan bernafas dalam lumpur. Kerinduan yang tak pantas diyana , kecaman-kecaman penghasut hasrat liar mengoda tak berujung ,hanya pelarian-pelarian kecil tak berarah.Kebahagiaan bercampur dendam, bergelut kekhawatiran , berkecam kecurigaan. Haruskah kebahagiaan tak seutuhnya kebahagiaan saja tanpa embel-embel lain yang menodainya?
Ketika relung mendesah lelah , ketika jiwa ingin lari mengejar liarnya, hati mengiris ,pikiran melayang tak seirama dengan logika, hampa,kosong ,buntu dan berakhir dengan membiarkan waktu saja yang bicara.